Home » » Hubungan Bermula Dari Curhatan Whatsapp (part 3)
Senin
10 Maret 2025

Hubungan Bermula Dari Curhatan Whatsapp (part 3)

"Sya, gimana ? jadi gak kita ketemuan untuk anu?" tanya Johan di WA

"Ntar tunggu WA dari aku yah, soale suamiku lagi ada di rumah nih!"

"Owh, oke deh! Tapiii...Syaa, aku pengen liat anu lagi deh!"

"Liat apaan?" Syaa balik bertanya

"Yaa..liat bodimu, Hihih!" ucap Johan yang mulai mesum lagi.

"Aku lagi di dapur Han!"

"Lagi pakek apa?" tanya Johan yang terus penasaran

"Daster!" Jawab Syaa singkat

"Seksi gak?" tanya Johan lagi

Syaa lama tak menjawab namun tak lama kemudian ada pesan gambar masuk ke ponsel Johan dan itu dari Syaa. Begitu Johan buka ia pun terbelalak melihat foto Syaa lagi menungging di kasur kamarnya dengan daster tersingkap sehingga bentuk bokongnya saat terlihat jelas. Johan yang melihatnya sambil menelan ludah berkali-kali dan ia pun langsung ngaceng berat.

"Gimana? Udah liat kan?" tanya Syaa mengecek

"Gila Sya! Seksi banget jadi bikin aku horny banget, gak tahan lagi pengen jadinya!" ucap Johan lagi di pesan WA itu.

"Sabarrrr....!" Jawab Syaa santai

"Ehhh...tapi tadi kata kamu lagi di dapur, koq tadi itu foto kamu lagi di kasur?" tanya Johan masih penasaran.

"itu tadi malam aku fotonya, sebelum bobo"

"Owh begitu, yayaya!"

"Ehhh...Sya! kamu punya Lingerie gak?" tanya Johan tiba-tiba

"Belom punya Han! Emang kenapa?"

"Owh, nanti deh aku belikan!"

"Hahhh? Serius?" tanya Syaa terkaget

"Ya aku serius Sya, juga sekalian celama dalam G-StSyag nanti aku belikan. Biar kamu keliahat seksi!" Ucap Johan menyakinkan Syaa. Syaa pun girang bukan kepalang karena ada yang mau membelikan daleman untuknya.

"Hemmm....andai suamiku kayak kamu, Han! Aku pasti bahagia banget!"

"Emangnya suami gak pernah belikan?" tanya Johan lagi

"Boro-boro Han, Beliin celana Dalam aja gak pernah, apalagi Lingerie!" Balas Syaa lagi ke Johan di WA

"Han, nanti lagi ya, aku mau masak dulu nih untuk suami!" ucap Syaa mengakhiri chat mereka.

"Ok Sya, ditunggu ya nanti siang!" balas Johan

Di dapur yang hangat, Syaa pun kembali sibuk dengan berbagai bahan makanan untuk membuat sarapan favorit Nico. Dia merasa bahwa dengan memberikan perhatian kepada suaminya melalui hidangan lezat, dia bisa memberikan sedikit kebahagian pada pagi itu.

Tapi kemudian, suasana hati Syaa berubah. Dia mendengar langkah kaki dari koridor yang semakin mendekat. Nico sudah terbangun dan keluar dair kamar tidurnya. Syaa cepat-cepat menyembunyikan ponselnya ke dalam saku rok dapurnya.

Nico dengan senyum, "Selamat pagi, Sayang"

Nico mengangguk, "Ya aku merasa lapar. Ada apa di dapur?"

Syaa menunjuk ke meja makan yang sudah diatur, "Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Semoga kamu suka"

Nico duduk di kursi, dan Syaa mulai menyajikan makanan. Namun suasana hati Nico berubah. Dia mendekati Syaa, memeluknya dari belakang, dan mendekap erat tubuhnya.

Syaa terkejut, "Mas Nico, apa yang kamu lakukan ?"

Nico dengan lembut, "Sayang, aku merasa sangat dekat denganmu pagi ini. Aku ingin kita merasakannya lagi di kamar."

Syaa ragu, "Tapi, Mas Nico, kan tadi sudah..."

Nico memotong, "Aku tahu, tapi aku masih ingin lebih dekat denganmu, Sayang kumohon, untukku!"

Syaa merasa terjebak dalam situasi ini, Dia ingin menolak, mengingat kesibukannya di dapur dan perasaannya yang bertentangan, tetapi dia juga tidak ingin melawan peSyatah Nico saat itu. Dengan enggan, dia akhirnya mengikuti permintaan suaminya.

Mereka pergi ke kamar dan Syaa mencoba memenuhi keinginan Nico, meskipun dia merasa tidak sepenuhnya nyaman. Saat semuanya berakhir, Nico merasa puas, tetapi Syaa merasa semakin berjarak secara emosional. Sebenarnya Syaa ingin lebih dari sekedar memenuhuhi hasrat suaminya, dia ingin kedekatan emosional yang lebih dalam dalam hubungan mereka, namun sayangnya itu tak pernah Syaa rasakan karena memang sejak awal Syaa tak mencitai Nico, meski belakangan Nico makin menyayanginya.

Setelah Syaa kembali ke dapur, Syaa merasa kebingungan dan bimbang. Dia tahu dia perlu berbicara dengan Nico tentang perasaanya, tetapi dia tidak tahu bagaimana melakukannya tanpa melukainya.

Tiba-tiba ponsel Syaa ada notif pesan masuk dan itu dari Johan.

Johan mengirim pesan, "Syaa, Gimana?"

Syaa mengirim pesan, "Johan, pagi ini...Aku merasa terjebak. Tadi aku kembali harus melayani keinginan mas Nico di kamar, tapi saya terpaksa dan aku gak dapet enaknya. Cuma untuk sekedar melaksakan tugas sebagai istri saja untuk memuaskan suami."

"Aku turut prihatin Syaa!" ujar Johan diujung sana

"Jadi kamu tunggu info dari saya yah!" Nunggu mas Nico beragkat kerja!" ucap Syaa yang masih terasa tak bersemangat karena kejadian tadi di kamar.

"Ok, Kira-kira jam berapa kamu infokan ke aku Sya?"

"Siang kira-kira jam 11 deh ya!" balas pesan dari Syaa lagi.

"Ok deh!" balas Johan

Sementara itu Johan yang masih di rumahnya sendirian di kamar, ia sedang melampiaskan keinginannya dengan menonton film biru dan juga foto seksi Syaa yang semalam Syaa kirim lewat pesan WA. Tak berapa lama kemudian Johan pun mencapai klimaksnya. Namun, dalam hatinya memang kuranglah nikmat karena seharusnya ia merasakan dengan tubuh wanita yang asli semisal nanti jika ia jadi ketemuan dengan Syaa.

"Hemmm....kalo begini terus bisa repot nih aku!" ujar Johan dalam hati

"semoga Syaa, siang nani jadi mau ketemuan!" ucap Johan lagi dalam hati.

Sementara itu Syaa sambil kembali sibuk di dapur pikirannya pun membayangkan seandainya ia bisa bercinta dengan Johan apalagi semalam ia sempat melihat kejantanan Johan yang mirip dengan alat pemuas yang ia miliki.

Sekitar pukul 9 tiba-tiba Nico muncul di dapur dan sudah berpakaian rapih nampaknya untuk kembali berangkat ke tempat kerjanya.

"Syaa, saya tiba-tiba dapat telpon dari kantor ada rapat mendadak!" ucap Nico sambil bersiap berangkat

"Loh, ini belum jadi sarapan donk mas?" tanya Syaa

"Gapapa, nanti di kantor saja! Saya jalan dulu ya!" Nico pun terlihat buru-buru sementara Syaa hanya menghela nafas melihat ulah suaminya itu. Syaa pun tak melanjutkan masaknya di dapur. Segera saja ia mengambil ponselnya untuk menelepon Johan.

"Halo Han! Mas Nico barusan buru-buru berangkat ke kantornya, katanya ada rapat mendadak!"

"Nah, Kebetulan donk, Kapan ini kita ketemuan nih?" tanya Johan penuh antusias.

"jam 13 siang aja deh, tapi dimana ya?" tiba-tiba Syaa baru ingat kali ia belum mencari atau pun memesan penginapan.

"Biar aku yang cari, ntar aku hubungi, aku sedang jalan deh nyari penginapan!" ucap Johan dengan semangat.

"Ok, Han, aku mandi dulu deh!" balas Syaa dan mereka pun mengakhiri telponan.

Johan pun segera memacu motornya mencari penginapan yang ia rasa cukup aman untuk ia dan Syaa berduaan. Setelah muter-muter sekitar sejam akhirnya Johan berhasil mendapatkan penginapan yang cukup nyaman dan Johan pun langsung memesan satu kamar yang letaknya agak di belakang di dalam area penginapan kelas melati itu.

"Halo, Sya! Aku sudah dapet ini! Ini aku kirim share loc nya yah!" ucap Johan di telpon dengan nada riang.

"Iya siap, Han! jadi jam 11an ya?" tanya Syaa lagi

"Iya jam 11 ya ntar aku datang duluan, kamu langsung aja ke kamar nomor 10 ya!"

Mereka pun menutup pembicaraan di telpon itu. Sementara itu Nico telah memacu motornya menuju sebuah tempat. Ternyata Nico tidak menuju kantornya melainkan ia malam menuju suatu tempat dan ketika Nico telah sampai di tempat itu di depan sebuah pintu kamar ia pun mengetuknya.

"Tok...tok...tokkk...ini saya bu boss!" ucap Nico dengan suara pelan lalu Nico sempat menengok ke kiri dan kanan seolah ia tak ingin terlihat oleh orang lain.

"Ceklekk...! Ayo buruan masuk!" seorang perempuan cantik tiba-tiba muncul dari dalam kamar itu.

Ternya Nico bukan ke kantornya melainkan ia malah sedang bertemu dengan seorang wanita cantik dan bertubuh sintal serta berpakaian rapih.

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Themes