Home » » Cerita Dewasa : Malam Pertama Pengantin Yang Masih Polos ( PART 2 )

Cerita Dewasa : Malam Pertama Pengantin Yang Masih Polos ( PART 2 )

Nadia segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang kukira isinya adalah segala macam peralatan make up seperti yang biasa wanita-wanita career koleksi, tapi ternyata isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, latin, blonde, redhead, amateur, dan lain-lain.

"lengkap banget...hobby nonton ginian yah?" tanyaku sambil melihat-lihat koleksi kasetnya

"eh, ini punya temen kantor aku lagi...nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini....enggak deh" jawab Nadia

"gue kira lo hyper" kataku bercanda

"eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat" sambungnya sambil tertawa dan terus mencari sebuah kaset yang menurutnya sangat bagus

"nah ini dia akhirnya ketemu." Ujar Nadia sambil merapihkan kaset-kaset lain yang berantakan di atas sofa di ruang tv.

"nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidurr" sambung Nadia

"emangnya kita mau nyangkul? Capek?" tanyaku bercanda. Sebenarnya suasana hatiku saat ini sangat takkaruan ada senang bercampur bingung, kata-kata yang keluar dari mulut Nadia menandakan bahwa dia sudah sangat mempercayaiku dan sangat menyayangiku, sementara aku masih bingung dengan perasaanku sendiri

Adegan film pertama di kaset itu dipenuhi dengan ciuman, Nadia menyuruhku duduk diatas tempat tidur dan dia duduk di pangkuanku.

"tau gak, itu tuh namanya foreplay" ujar Nadia

Mulailah Nadia memagut bibirku, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. film pun berganti adegan, sekarang pemeran cowok di film itu mulai menggerayangi tubuh pemeran wanitanya. Baju pemeran wanita di singkap keatas dan payudara wanita itu mulai diemut oleh pemeran pria itu.

"pengen deh di gituin" Nadia tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan mengatakannya,

Posisi ida sekarang duduk berhadapan denganku, Nadia duduk di pangkuanku

"ya udah,..bajunya di buka" ujarku

Nadia membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan daging di dadanya itu mulai tersingkap, ukuranya benar sangat besar, sama seperti saat pertama kali kulihat dengan tidak sengaja. Seperti orang bodoh, kedua buah dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa.

“kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” ujar Nadia ngambek

"sorry, speechless aja gue....gede amir...seumur-umur baru pernah liat yang ginian,...eh besar pula lagi dapatnya" balasku untuk meredakan ngambeknya

"ya udah.,,, di emut dong" ujar ida lagi kali ini diiringi dengan senyum

"nggak ahh....entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri" kataku

"jadi gimana dong?" tanya Nadia

"aku jilatin aja mau nggak?" tanyaku balik

Nadia langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya, lidahku kujulurkan dan mulai menyentuh permukaan kulit buah dadanya. Kujilat melingkar membentuk huruf O disekitar putingnya dan ujung putingnya ku sentuh perlahan menggunakan ujung lidahku.

"Mmhh...enak beb,,,terus..,,terus.. yang kanan juga,..aahh" desah Nadia yang membuatku bersemangat melakukannya.

Lima belas menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yang keluar dari bibir manis Nadia,..saat tubuh dia mengelijang hebat, kurasakan ada cairan membasahi celanaku.,

"diaa,..celana lo basah.,," ujarku, ku biarkan dadanya basah dan kutatap wajahnya yang sangat manis.

"iya,..gue 'jadi' tadi.."ujar nadia sambil menciumi pipiku

Adegan di film kini berubah lagi, penis si pemeran pria yang sudah sedari tadi

"tegang" mulai diurut turun naik oleh pemeran wanitanya. Dan setelah sudah cukup tegang, mulailah penis itu dimasukkan kedalam mulut wanita itu.

"mau gue gituin gak?" tanya Nadia

"udah gak usah, lain kali aja" jawabku cepat.

"nggak apa-apa, nggak usah malu.....enak lagi" balas Nadia

Ida segera menarik celanaku, dan langsung menggenggam penisku yang belum menegang sama sekali dibalik celana dalamku.

"gila,...gue udah hampir dua kali orgasme,...lo bediri aja belon...make obat apa?" tanya ida

"obat apaan?,...gue aja baru sekali diginiin" jawabku

Nadia kemudian menarik turun celanaku.

"besar juga ya, beda dikit lah ama yang di film" ujar Nadia, sambil tersenyum Nadia mengenggam penisku.

Nadia mulai menganggkat penisku dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal paha selama 10 menit, rasanya seperti berenang di awan, apa lagi saat Nadia menempelkan bibirnya ke ujung kepala penisku dan menghisapnya pelan...

"udah...udah..."ujarku sambil mencoba menarik penisku keluar dari mulut Nadia,

Tak lama setelah itu kerasakan sesuatu keluar dari penisku, tidak dapat lagi kutahan.

Kupejamkan mataku dan saat ku buka, Nadia masih berada dalam posisi jongkok dan wajahnya berlumuran cairan berwarna putih yang tak lain dan tak bukan adalah spermaku.

"aku kan dah bilang,...." ujarku

"hahaha...asik...asik" bukanya marah, Nadia justru tertawa kegirangan,

Ku kenakan lagi celanaku dan segera mengambil handuk di lemari untuk membersihkan spermaku di wajah Nadia

"ketelen gak?" tanyaku

"dikit.." jawab Nadia sambil tersenyum.

Tibalah film itu di puncak aksinya, si pemeran pria di film itu menarik turun celana dalam pemeran wanitanya dan mulai melumat daerah kewanitaan perempuan itu.

"rebahan deh....." ujarku

Saat Nadia berbaring di tempat tidur, kutempatkan tubuhku tepat diatasnya dan mulai menciumnya lagi. Kali ini tidak terlalu lama, segera kupindahkan sasaranku ke bagian lehernya, seperti instruksi di film itu.

"Mmhh.."suara Nadia pelan

Tak lama setelah itu, kedua buah dadanya kumainkan, kupijat pelan dan mulai kujilat perlahan. Turun ke bagian perut dan anehnya lagi, tali hotpants Nadia sudah tidak terikat dan sepertinya Nadia tidak mengenakan celana dalam

"cewek kok nggak pake celana dalam," ujarku sambil mencubit pipinya

"kalo gak ada lo sih gue pake,...tapi kalo ada lo, masa iya gue pake,..entar tiba-tiba lo minta? Gimana?" balas ida.

Nadia mulai menaikan pinggulnya dan menurunkan celananya. Sekarang Nadia sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Semua yang selama ini tertutup kain baju ataupun celana sekarang jelas terlihat dihadapanku, pinggul ida lumayan besar, pantatnya montok dan yang membuatku sangat bahagia dalah vaginanya yang tidak memiliki bulu sedikitpun.

"sering cukur neng?" tanyaku

"nggak juga sih,..gak tau kenapa,, bulunya lama numbuh" jawab Nadia. Nadia menarik kepalaku mendekati vaginanya yang sudah basah sedari tadi. Aroma kewanitaan yang baru pernah seumur hidup ku cium ternyata sangat wangi, mungkin karena seringnya dirawat.

Perlahan mulai kujilati daging yang berada di belahan vagiannya itu, ku mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di liang kemaluannya. Semakin cepat kujilat, semakin Nadia menjepit kepalaku di tengah kedua pahanya.

"kalo gue tau enaknya gak ketulungan gini,...gue minta aja yah dari awal" gumam Nadia

Kali ini, kusingkap lobang kemaluannya dan ku hisap menggunakan bibir membentuk huruf O, sesuai dengan instruksi yang ada di film itu. Nadia semakin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutku agar kepalaku menjauh dari vaginanya, tetapi seperti yang ku baca di buku jika terjadi hal seperti itu kita malah sering menghentikan permainan. Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar.

Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi lidahku.

"Keluar lagi?" tanyaku

"iya,...enak deh" jawab ida

"ya udah,...gitu aja dulu yah,...kepala gue sakit banget, abis lo jambak tadi" ujarku

"masa udahan sih?...maaf gue tadi kelepasan jadinya narik-narik rambut kamu gitu deh..." balas Nadia.

"entar baru nyambung lagi..yah" pintaku

"iya, tapi jangan lama-lama" jawab Nadia,

Nadia hanya terbaring di tempat tidur, kututupi tubuhnya dengan selimut. Film porno itu kami 'pause' sebentar. Aku segera menuju westaffel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi hari. Saat itu ku sadari bahwa sekarang dalam diriku tidak hanya ada cinta, tetapi juga ada nafsu untuk istriku Nadia. Setelah meminum segelas air, aku segera kembali ke kamar. Nadia menyambutku dengan senyum penuh rasa sayang, ku rebahkan tubuhku disampingnya.

"dia.,,gue mau,..minta maaf,..kalo gue udah kasar sama lo sejak kita nikah, padahal lo juga nggak tahu apa-apa kan? Sekarang gue ngerasa bersalah banget" ujarku

"biarin aja lewat yang kayak gitu mah,...gak usah dipikir lagi, Nadia juga udah lupa......kamu juga makin hari makin asik....seneng aku" jawab ida.

Saat itu terasa sangat panas, ku buka baju kaos ku dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi ku pakai.

"ribet banget nih selimut..."ujar dia sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya

Dia segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami 'pause'. Nadia menarik tanganku dan menempelkan telapak tanganku ke selangkagannya. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan penisnya kedalam vagina pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam takkaruan.

Beberapa menit kami menyaksikan film itu. Kali ini Nadia hanya terpana melihat adegan di film itu. Mungkin Nadia masih takut untuk mencobanya.

"mau coba gituan?" tanya Nadia

"kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga.....lo aja yang master belum siap apa lagi gue" ujarku

"kita coba tapi pelan-pelan yah...soalnya gue masih perawan" ujar Nadia

"gak apa-apa nanti aja,..."jawabku

"tapi gue pengen banget.." sambung Nadia

"ya uda, tapi bakal sakit loh nanti.."balasku

dia mulai menaikan pinggulnya dan pantatnya kusanggah dengan bantal. Ku buka sedikit lebar lubang kemaluannya, memang benar. Selaput dara masih utuh didalamnya, merah merona dan terlihat segar.

"beneran masukin sekarang?" tanyaku.

"iya tapi pelan-pelan yah" jawab ida

"iya" balasku

Kumasukkan penisku perlahan kedalam vagina Nadia. Hangat, perih dan sempit, terasa seperti disedot vaccum cleaner. Saat semua bagian sudah mulai terbenam, kulihat Nadia meneteskan air mata. Sedih sekali melihatnya seperti itu, kulihat darah membekas di batang penisku. Sejenak kupikir untuk melepaskan penisku dari dalam vagina Nadia. Tetapi apa yang terjadi, ida malah menggoyangkan pinggulnya

"sakit?" tanyaku pelan

"udah nggak kok,...perih aja tadi, banget..." jawabnya

"mau diterusin?" tanyaku lagi

"iya.." jawab ida manja

Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, makin lama makin cepat. Nadia hanya menggumam sambil meremas buah dadanya.

"ennnaaaakk,,," kata Nadia

"mmhh ...guuee....keelluuaarr.." jerit Nadia

Orgasme Nadia disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa diakhir permainan kami. Cairan yang keluar dari vagina Nadia bercampur sedikit dengan darah.

"da..sorry tadi gue keluarin di dalem.."ujarku

"nggak apa-apa kali,..kalo nanti gue bunting,, bapaknya ni anak kan elo" jawab ida.

Hanya bisa tertawa, kami berdua tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi, Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Themes