Home » » Bu Ita Tante Muda Seksi Meminta Untuk Di Hamil-in

Bu Ita Tante Muda Seksi Meminta Untuk Di Hamil-in

Perkenalkan nam gue Teguh gue adalah karyawan dari pegawai swasta di Bandung, baru dua bulan ini gue bekerja di kantor baruku karena dengan kantor yang lama gue digaji rendah ketimbang kantor baruku ini. Suatu hari setelah makan siang gue mendapat telpon dari Ibu Ita dimana dia yang dulu mengetes wawancara saat masuk kekantornya, beliau berposisi sebagai manager keuangan karena jasanya dia gue bisa masuk di kantor ini dan tentunya gue sangat menghormati beliau.

"Halo bu", selamat siang sapa saya menjawab telpon.

"Halo Teguh.." jawab dia Riang sekali.

"Ada yang saya bisa saya bantu" tanya saya, basa-basi sih.

"Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang?" tanyanya ramah.

"Oh sudah bu, baru ajaa" jawabku.

"Gimana kerja disini, ada masalah?" tanya bu ita lagi.

"Wah enggak bu, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disini" jawab saya singkat.

"Gimana gajinya, dah cukup tanyanya?" dengan suara menggoda.

"He..he..he.. maunya sih tambah lagi bu" jawab saya sambil tertawa.

"Hah.. segitu aja udah tinggi kan" balas bu ita sedikit kaget.

"lya bu, becanda tadi.." jawabku singkat.

"Oh.. kirain" jawabnya. "Eh Teguh nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak" tanya bu ita.

"Enggak kayaknya bu, ada apa emangnya ?" tanya gue sedikit heran.

"Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor aja nanti" jawab bu ita.

"OK bu, saya gak ada janji untuk sore sampe malem" nanti jawab saya.

"OK nanti gue tunggu di kafe xxx nanti sore" kata bu ita.

"OK bu" jawab saya.

"Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa tanya bu ita" sebelum mengakhiri pembicaraan.

"B" jawabku penuh kebingungan.

"Perfect! OK deh gue tunggu nanti sorea kata bu ita" lalu menutup telponnnya.

Sejenak gue terdiam penuh kebingungan, tapi gue kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.

Selah pulang kerja gue arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi.

Dalam perjalanan gue

diselimuti kebingan yang amat sangat.

Bu Ita Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?

Sebagai informasi, Bu ita berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager

keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku. Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu kuliah.

Oh iya bu ita sudah bersuami, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu bu itu terlihat masih seperti wanita muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu. Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili bu ita "Cantik".

Sesampainya di kafe xxx, gue melihat bu ita melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai selah pulang kerja.

"Selamat siang, Bu". Maaf saya agak terlambat menyapa.

"Oh, tidak masalah," kata wanita tua itu sambil mempersilakanku duduk.

Selanjutnya gue dan bu ita mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe

gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna bang.

Selah beberapa lama akhirnya gue mengajukan pertanyaan. "Oh iya bu, sebenernya ada apa ya mengajak saya bertemu disini" tanya gue memulai.

"Oh iyaa jawabnya". Mendadak wajahnya sedikit pucat.

Beberapa saat ibu ita terdiam. Kemudian mulai berkata "Begini Teguh, kamu tau kan kalo gue sudah berkeluarga ?". Gue menganguk kecil untuk menjawabnya.

"Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahan ku" lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya. "Ini foto suamiku waktu sebelum nikah, gimana mirip kamu gak"

"He..he..he.. kayak ngaca" jawabku. sambil mengembalikan foto tersebut. Sebenernya gue makin bingung arah pembicaraan bu ita. "Kamu tau kan gue dan suamiku belum dikaruniai anak" tanyanya lagi

"Jadi begini Teguh, gue dan suamiku sudah mencoba beberapa cara. Tapi belum berhasil. Sedang umurku semakin bertambah, makin sulit untuk bisa punya anak. Memang kami sudah tau masalahnya ada disuamiku dan dia sekarang dalam terapi pengobatan, tapi mungkin suamiku butuh bantuan lain.. dari kamu" kata bu ita.

"Bantuan dari saya?" maksudnya bu tanyague yang sudah dipuncak kebingungan.

"Mungkin kamu bisa bantu suamiku untuk membuahi gue" katanya pelan.

"Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu dan suami ibu" tanya gue tergagap.

"Bukan, gue sudah pernah coba cara itu dan gagal. Sperma suamiku terlalu lemah. Kalau gue ulangi sekarang tentu suamiku curiga. Lagi pula sulit untuk menukar sperma suamiku dengan sperma mu nanti" jawab bu ita.

"Jadi?" tanya gue lagi.

"Aku ingin kau meniduriku, menghamiliku hingga aku hamil," jawaban singkatnya.

Aku hanya bisa menatap kosong permintaan bibiku yang menurutku sangat gila.

"Tenang, jangan takutt kahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, apalagi golongan darah kalian sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya" kata bu ita meyakiniku.

Akhirnya terjawab kenapa dia tanya golongan darahku tadi. Mungkin alasan bu ita begitu gampang

menyujui waktu gue wawancara dulu salah satunya adalah rencana ini

"Trus bagaimana kita melakukannya?" tanya gue selah menenangkan diri.

"Kamu ada waktu malem ini ? kebetulan suamiku lagi keluar kota sampai besok." kata bu ita.

"Gue ngak ada janji".  jawabku.

Kemudian bu ita menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx. Selah cek in, kami langsung masuk kamar.

Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bu ita langsung ijin untuk mandi, setelah dia Selesai, giliranku mandi.

setelah gue keluar dari kamar mandi, gue melihat bu ita yang hanya memakai bathrobe tiduran sambil

menonton tv. Gue kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.

Bagaimana, kita mulai" tanya gue dengan perasaan gugup. Soalnya biasanya gue ML tujuannya cuma untuk senang-senang, bahkan pakai alat kontrasepsi agar pasangan MLku tidak hamil. Kalau ini malah tujuannya pengen hamil.

"OK" jawab bu ita kemudian bergeser memberi gue tempat untuk naik kempat tidur.

Gue berbaring disampingnya kemudian berkata Bu, "mungkin tujuan kita supaya ibu bisa hamil, tapi apa bisa kita melakuakn persubuhan ini seperti layaknya orang lain yang mencari kepuasan juga?".

"Gak pa-pa sayang" jawab bu ita. Gue rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku bang. Ngingin gue diawal-awal pernikahan ku" jawab bu ita nakal.

Gue kemudian mengecup dahi bu ita, sesuatu yang selalu gue lakukan sebelum meniduri wanita. Bu ita terseyum kecil.

Kemudian gue mengecup bibir bu ita. Bibir tipis yang selalu menarik perhatianku itu ternyata nikmat juga. Kemudian gue mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam.

Sambil mencium bibir mu ita, tanganku mulai bergerilya. Pertama-tama gue elus rambutnya, bu ita membalas dengan sedikit meremas kepalgue. Kemudian tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya, walaupun masih dari luar bathrobe.

Masih sambil berciuman, perlahan gue buka tali bathrobenya. Selah membuka sebagian bathrobe bagian atasnya, gue langsung mengelus payudaranya, ternya bu ita sudah tidak memakai bra. Awalnya gue hanya mengelus, tapi kemudian berubah menjadi meremas. Payudaranya masih kenyal, walaupun sudah sedikit

turun, tapi sangat nikmat untuk diremas.

Kemudian gue mulai memilin-milin putingnya. Bu ita merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Gue kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting bu ita. Gue mulai menjelati puting yang kiri

sedang payudara yang kanan gue remas dengan tangan.

Kemudian berganti gue menjilati yang kanan sambil meremas payudara yang kiri. Sesekali gue gigit-gigit kecil, tapi sepertinya bu ita tidak terlalu suka, dia lebih menyukai gue menyedot kencang putingnya.

Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka bathrobe bagian bawahnya hingga tubuhnya terlihat semua. Bathrobe hanya menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan gue buka sedikit pahanya untuk mengeluspaha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu.

Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata bu ita masih memakai CD. Gue tak mau langsung ke vaginanya hingga tanganku beralih ke pantatnya. Gue meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya,

sebab gue selipkan tanganku ke dalam celananya.

Jujur gue adalah penggemar pantat dan pinggul wanita. Apalagi wanita seperti bu ita ini. Pinggulnya ramping tapi pantatnya besar membulat.

Perlahan remasan kepantat bu ita gue alihkan ke depan. Di garis vaginanya gue merasa sudah banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian gue mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan

gue tusuk vaginanya dengan jari tengahku.

Tubuh Bu ita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku gue keluar masukkan perlahan, bu ita merintih semakin keras.

Aku turun ke bawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Ita menahan tubuhku. "Tidak usah Teguh, aku malu kata Bu Ita. Segera masukkan sayang, aku tidak tahan" Bu Ita melanjutkan.

Gue memposisikan tubuhku diatas bu ita. kemudian gue lebarkan pahanya sehingga selangkangannya terbuka lebar. Gue arahkan penisku ke vaginanya. Perlahan gue usapkan penisku ke permukaan vaginanya, tapi bu ita memandangku dengan penuh harapan supaya gue cepat memasukkan penisku ke vaginanya.

Perlahan gue dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih ser, mungkin karena belum pernah melahirkan. Gue mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu ita merintih keras siap penisku menghujam vaginanya.

Sesekali gue mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati siap gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu ita mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dada gue.

Mas terus mas, terusa rintih bu ita. Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyubuhinya. Sebenernya gue agak cemburu, tapi gue pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil nama gue, nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil namgue waktu bersubuh dengan suaminya.

Tiba-tiba tangan bu ita mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat menghujam vaginanya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar.

Sungguh beruntung gue bisa menikmati tubuh molek bu ita yang sangat ahli bercinta.

Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya menegang tidak bergerak. Guepun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras menekan pantatku.

Selah tubuhnya berkurang kegangannya gue mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi yang berbeda.

Gue mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu ita menolak sambil berkata Teguh please, kali ini gaya konvensional aja ya gue pengen nikmatin besok-besok yaa. Gue memegang tubuh bu ita lagi.

Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi gue paling suka saat berputar. Sungguh hebat goyangan bu ita. Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah gue tiduri.

Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu ita sudah sampai di orgasme keduanya. Tubuhnya sangat tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Selah berkurang kegangannya, gue berkata Bu

"apa kita sudahin dulu? kayaknya ibu sudah lemas sekali" kata gue.

"Tidak, Teguh, aku ingin spermamu, silakan saja," jawab wanita tua itu.

Gue mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu ita

sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.

Gue konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu ita mulai merespon lagi. Sebenarnya gue sudah

Sedikit lagi ejakulasi ketika ibuku tiba-tiba berteriak keras

Arrrhgh.. Teguh gila enak banga jeri bu ita sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.

"Adu gila Teguh. Gue dah 3 kali keluar kamu bleum keluar juga. Ayo dong Teguh, gue cari pejantan bukan cari gigolo" kata bu ita lemah.

Gue sebenarnya kasian dengan ibu ita, tapi gua juga sedikit lagi ejakulasi. Gue goyangan perlahan penisku.

Kali ini gue benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama gue merasakan sperma gue sudah sampai diujung penisku.

Bu saya dikit lagi keluar bu. Kata gue sambil menikmati pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya.

Agkh.a, crot..crot..crot..crot empat kali sperma gue ku siram deras ke liang vaginanya. Bu ita menahan pantatku kuat-kuat agar sperma gue masuk kerahimnya dalam-dalam.

Tahan sebentar Teguh, supaya spermanya masuk semuaa kata bu ita sambil menahan pantatku kearah selangkanyannya. Selah beberapa menit baru bu ita melepaskan cengkramannya. Gue kemudian merebahkan tubuhku disampingnya.

Malam itu gue menggagahi bu ita sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, gue tumpahkan seluruh sperma gue ke liang vaginanya. Selah itu persubuhannku dengan bu ita jadi acara rutin. Minimal 2 kali seminggu gue menyubuhinya. Gue bahkan dilarang bersubuh dengan wanita lain, agar sperma gue benar-benar 100% masuk ke rahimnya.

2 bulan kemudian bu ita positif hamil, tapi sampai saat ini, saat kehamilannya memasukki bulan ke 3, gue masih rutin menyubuhi bu ita. Sepertinya bu ita tidak bisa menolak kenikmatan digagahi olehku, dan gue tentu aja gak mau kehilangan goyangan dasyat bu Ita.

 

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Themes