Home » » Aku Menggantikan Tugas Ayah Untuk Memuaskan Ibu Tiriku

Aku Menggantikan Tugas Ayah Untuk Memuaskan Ibu Tiriku

Sejak umur tiga tahun aku sudah ditinggal ibu kandungku. Ibu kandungku meninggal karena sakit. Setahun kemudian. Papaku menikah lagi dengan seorang wanta berusia 27 tahun berkulit putih bersih, saat itu usia papa 36 tahun.

Awalnya aku memanggil mama tiriku dengan panggilan tante, tapi dia sendiri yang nggak mau di panggil tante, maunya di panggil ibu. Dan diapun merawatku seperti anak kandungnya sendiri apalagi pernikahannya dengan Ayahku lama baru dikarunia anak yakni setelah lebih dari 9 tahun baru mereka dikaruniai anak perempuan. Jadi selama itu mama tiriku benar-benar menganggapku sebagai anak kandungnya, merawarku dengan penuh kasih sayang dan nggak pernah sekalipun memarahiku.

Setelah adik tiriku dilahirkan pun kasih sayang ibu tiriku tak berkurang. Kehidupan keluarga kami bisa dibilang cukup secara ekonomi dengan gaji papa sebagai seorang manager disebuah perusahaan swasta. Apalagi setelah ibu membuka toko sembako di depan rumah kami tiga tahun yang lalu ternyata usahanya juga boleh di bilang berhasil. Sayang kebersamaan kami dengan papa berakhir tiga tahun yang lalu. Ayahku meninggal akibat kecelakaan. Mobilnya ditabrak bus yang remnya blong.

Kini ia single parent, tapi secara ekonomi kami masih serba kecukupan. Usaha mama semakin baik, kadang kalau aku dirumah aku membantu ibu di toko. Kasih sayang ibu pun nggak berubah sedikitpun terhadapku. Dia nggak punya keinginan menikah lagi.

Sekarnag umurku sudah 21 tahun dan aku sudah duduk di bangku kuliah, sedang adikku baru duduk di bangku kelas 4 sd. Usia ibu tiriku kini 44 tahun. Ibu tiriku bukanlah tipe orang yang suka ke salon. Tapi memang di dikaruniai tubuh yang indah. Walaupun setelah melahirkan adikku tubuhnya sedikit melar jadinya kayak artis presenter OKI LUKMAN, tinggi 167cm, tapi karena kulitnya yang bagus jadi masih nampak seksi.

Seperti hari-hari biasa setelah makan malam dan buka-buka buku kuliah, belajar bro... aku nonton TV, biasanya setelah menemani adikku tidur ibu akan menemani nonton TV. Benar saja dia keluar dari kamar adikku memakai daster yang longgar dan menuju sofa panjang yang aku duduki, tapi kali ini dia membawa minyak urut dan menyodorkan ke aku.

"Roy tolong pijitin kepala ibu sambil nonton TV ya?" dan ibu pun merebahkan kepalanya di pahaku dan aku pun melakukan yang suruh, memijit kepala ibu sambil nonton tv.

Sekitar sepuluh menitan aku memijit kepala ibu, tiba-tiba terdengar dengkuran halus ibu, ternyata ibu tertidur. Sejenak aku memandang ibu dan reflek tanganku mengelus kepala ibu tiriku "kasian dia kelelahan" kataku dalam hati.... dan aku pun tidak berani mengusik tidur ibu dan aku biarkan dia tidur dipahaku sambil aku terus nonton TV.

Sesaat kemudian saat aku masih asik nonton TV, ibu membalikkan badannya kearahku dan tak sengaja wajah ibu tiriku nempel di kemaluanku. yang hanya dilapisi celana tanpa CD. karena memang kebiasaanku kalau mau tidur aku tak pernah memakai CD di tambah lagi posisi tangan ibu tiriku yang ditaruh di kepala sehingga memperlihatkan ketiaknya yang putih dan ternyata ibu tiriku tidak mengenakan BH sehingga tonjolan pangkal toketnya yang mulus menciptkan pemandangan yang menggairahkan.

Mulanya aku acuhkan, tapi karena di TV menampilkan bintang yang memang terkenal keseksiannya membuat mataku kembali melirik ketiak ibu tiriku. kali ini cukup lama aku menikmati sehingga tanpa terasa kemaluanku mulai mengeras dan entah iblis dari mana menyuruh tanganku bergerak ke arah toket ibuku dan menyentuh toket ibuku yang nggak kencang lagi tapi montok, justru aku merasakan kelembutan yang luar biasa. Aku meraba toket ibu tiriku membalikkan badannya membelakangiku. Aku sangat terkejut dan menarik tanganku dengan cepat, takut ketahuan ibu....

Ketika ibu tiriku tak bereaksi jadi-jari nakalku mulai mengelus toket ibu dan sesekali aku kenakan ke puting susunya. Tiba-tiba ibu menarik nafas panjang membuat jari-jari nakalku berhenti bermain di toketnya. kali ini aku lebih berani atau lebih nekat, aku ngak menarik tanganku dari toketnya menunggu reaksi selanjutnya, ternyata ibu kembali tidur.

Birahiku semakin melambung membuatku semakin berani meremas toket ibu tiriku dan perbuatanku ini membuat ibu tiriku terbangun dari tidurnya, tangannya langsung menangkap tanganku.

"Roy apa yang kamu lakukan?" tanyanya, ngak bentak sih, tapi membuatku pucat.

"Ma...Mmaaf Bu, Roy Khilaf.." hanya itu yang bisa keluar dari mulutku sangking takutnya.

"Makanya ngak usah mikir yang aneh-aneh sudah tidur sana.... ibu juga mau tidur" katanya sambil melangkah menuju kamarnya dan aku masih terpaku ketakutan dan malu.

Aku sadar setelah mendengar suara pintu kamar itu yang ditutup 'glekkk!'

Aku pun mematikan segera TV dan mengejar ibu tiriku.

"BU...ibuuu" panggilku dari luar kamar.

Clekkk.. dan ibuku muncul dari balik pintu kamar

"Ada apa lagi sih Roy?" tanya ibu tiriku dengan nada halus seperti biasanya seperti tak pernah terjadi apa-apa

"Sekali lagi Roy minta maaf ya BU" kataku sambil memegang dan mencium tangannya.

"Iya Roy...sudah sana tidur" jawab ibu tiriku

"Boleh nggak aku tidur sama ibu?" tanyaku

Dulu ketika ada ayahku aku suka tidur bersama mereka walaupun aku sudah memiliki kamar sendiri dan sudah besar, terakhir pun aku tidur bersama mereka seminggu sebelum Ayah meninggal dan biasanya Ayah yang mengalah tidur di kasur kecil dibawah.

"Oke tapi karena kamu habis melakukan kesalahan, kamu tidur di bawah" dan aku pun tidur di bawah seperti kebiasaan Ayah kalau ami tidur bertiga dan aku pun nggak bisa langsung memejamkan mata masih teringat kejadian tadi tapi aku berpura-pura tidur.

"Roy... Roy bangun.. kamu tidur diatas aja nanti kamu sakit" tiba-tiba ibu tiriku membangunkan dan aku melihat jam 11, berati baru sekitar 30 menit aku berpura-pura tidur.

Akupun langsung naik ke atas ranjang tidur bersama ibu tiriku.

"Terima kasih ya Bu.." sambil tersenyum aku mencium pipinya.

"Supaya cepat tidur kamu balik sana membelakangi ibu" dan aku pun melakukannya.

Disini lebih sulit lagi untuk memejamkan mata aku nggak mau membuat ibu marah lagi jadi aku pura-pura tidur saja.

Hampir 30 menit aku tak bergerak membelakangi ibu, tiba-tiba aku merasakan gerakan springbed karena ibu merubah posisi tidurnya dan aku pun pura-pura menarik nafas panjang seperti orang tidur dan membalikkan tubuhku ke arah ibu dan aku terkejut ketika ternyata ibu tiriku belum tidur dan sedang memandang keatas.

"ibu kok belum tidur?" tanyaku

"Iya Roy, ibu masih ingat kejadian tadi..." jawabnnya pelan.

"Jadi ibu masih marah ya sama Roy?" aku bertanya sambil dadaku berdegup kencang karena takut.

"Nggak Roy, ibu jadi teringan dengan Yahmu.. Ayahmu suka melakukan seperti itu. Saat ibu tidur membelakangi dia, dia akan memeluk ibu dari belakang dan tangannya langsung mengelus-elus toket ibu seperti kamu lakuakn tadi..." Ibu terdiam dan menatapku sejenak tiba-tiba dia berbalik lagi dan membelakangiku.

Sesaat aku bingung dengan kata-kata ibu tiriku, tiba-tiba seperti ada yang membisikan. "Lakukan seperti Ayahmu" dan seperti kerbau yang dicocok hidungnya aku pun menuruti bisikan itu, aku peluk ibu tiriku dari belakang dan tangan kananku langsung meremas toketnya.

Kali ini tangan ibu tiriku justru memengangi tangan kananku dan menekan tanganku untuk lebih keras meremas toketnya, nafasnya mulai tak beraturan. Melihat hal ini aku mengerti kalau ibu tiriku mulai bergairah dan tanganku semakin berani meremas-remas toketnya dan juga puting susunya. Dan bukan hanya birahi ibu tiriku saja yang bangkit aku pun sudah mulai lupa diri kalau perempuan yang sedang aku gemuli ini adalah seorang perempuan yang merawatku sejak kecil.

Aku membalikkan badannya hingga terlentang dan langsung menindihnya dan menciumi bibirnya sambil tangan kananku meremas-remas toketnya, dengan perlahan ciumanku mulai turun ke leher dan ke toketnya yang montok itu tapi itu masih tertutup dengan dasternya, ciumanku terus bergeser ke bawah hingga di kemaluannya yang masih tertutup celana dalam dan dasternya.

"Emhhhh....Oghhhhh..." cuma itu yang keluar dari mulut ibu tiriku.

Bagian bawah daster ibu tiriku sudah mulai acak-acakan sehingga tertarik keatas dan memperlihatkan kedua paha mulusnya. Aku sudah nggak tahan lagi ingin melihat kemulusan seluruh tubuh ibu tiriku. Dan aku pun melucuti daster ibu tiriku. Kini ibu tiriku telanjang hanya celana dalamnya yang masih menutupi kemaluannya, tapi aku benar-benar terpesona dengan kemulusan tubuh ibu tiriku akhirnya kutarik celana dalam ibu tiriku dan tersembulah bulu kemaluan ibu tiriku yang lebat hingga ke lubang anusnya.

Sejenak ku menatapnya dan aku pun mulai melepas pakaianku hingga sama-sama bugil. Kembali aku menindihnya dan sesaat kami berciuman dan aku mulai pro aktif dengan mulai menjelajah turun ke leher, ketiak dan kali ini aku menindihnya dari belakang menciumi lehernya dari belakang sambil menggesek-gesekkan kemaluan yang sudah tegang ke belahan pantatnya membuat birahi ibu tiriku semakin melambung tinggi.

"Ohh Roy ayo masukin roy... masukin dari belakang.. Ibu sudah nggak tahan.. sshhss" tapi aku masih belum mau mau, aku masih menikmati ibu Tiriku, dan ciumanku mulai merayap ke bawah ke pantatnya terus ke paha bagian dalamnya membuat ibu tiriku menggelinjang kegelian.

Ibu tiriku menunggingkan pantatnya dan membuatku semakin bergairah menjilati lubang pantatnya... sssshhhhssss.. bagai orang kepedesan ibu tiriku terus menikmati jilatan di lubang pantatnya.... Lidahku terus bermain-main di lubang pantatnya dan mulai merayap kemaluannya ternyata kemaluan ibu tiriku sudah sangat basah dan licin oleh cairan kenikmatannya sehingga mengeluarkan aroma khas dan rasa asin yang semakin membuatku tambah bergairah memainkan lidahku di kemaluannya.

Kini posisiku menjilati kemaluanku sambil terlentang dan ibu tiriku menduduki kepalaku sambil terus menggoyang dan menekan kemaluannya ke mulutku kadang sudah bernafas. Tiba-tiba ibu tiriku membalikkan tubuhnya dan melakukan posisi 69 dengan penuh nafsu ibu tiriku meraih batang kemaluanku mulai memainkannya di mulutnya membuatku tambah bernafsu menjilati kemaluannya.

Saat aku asik menghisap klitorisnya tiba-tiba ibu tiriku meremas keras batang kemaluanku...ogghhhh..ogghhh..... sambil badannya bergetar hebat dan tiba-tiba dia melepaskan batang kemaluanku dan ganti meremas perutku sambil menekankan kuat kemaluannya kemulutku... Ohhh.... aku merasakan lendir hangat membasahi mulutku dan aku pun tak menyia-nyiakan dengan terus menjilati dan menghisap lendir ibu tiriku hingga terus bergetas di atas mulutku.

Sesaat kemudian dia merayap turun dari kepalaku dan mencium bibirku.

"Permainan mulutmu sangat hebat Roy... ibu mau merasakan batang kemaluanmu" ibu tiriku langsung merebah terlentang dan aku yang memang sudah sangat bernafsu nggak perlu nunggu lama lagi, langsung kuarahkan batang kemaluannya yang tertutup bulunya yang lebat dan sudah sangat basah dan licin itu, tapi aku nggak mau buru-buru, perlahan-lahan aku memasukkan kenikmatan dan ketika sudah masuk semua... Oohh.... kami hampir bersamaan mendesah kenikmatan dan ketika sudah masuk semua aku menahannya dan menekankan pantatku kuat-kuat sampai aku merasakan ada dinding lembuat yang menahan batang kemaluanku di dalam kemaluan ibu tiriku.

Setelah itu aku mulai menggoyang pantatku, hanya beberapa kali aku menggoyang pantatku tiba-tiba ibu tiriku mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan tubuhnya kembali bergetar hebat, kedua tangan ibu tiriku meraih kepalaku dan mencium bibirku kuat-kuat sambil kedua matanya melotot dan ibu tiriku kembali meraih orgasme. Sesaat kemudian tubuh ibu tiriku lunglai tanpa tenaga dibarengi dengan keringatannya yang membasahi tubuh dan sprei kasur.

Nafsuku pun sudah tak tertahankan lagi melihat pemandangan seperti ini, perlahan aku mengocok lubang kemaluannya untuk menuntaskan, tiba-tiba,

"Aghh... tunggu dulu Roy mama masih ngilu..." Setelah menjerit ibu tiriku menahan kemaluanku bergerak sambil mengeluarkan dari lubang kemaluannya membuat nafsuku agak tertahan, aku tersenyum dan mencium lembut bibirnya, aku pun menahan diri.

"hh ternyata bukan jilatanmu aja yang bikin ibu klepek-klepek.." tiba-tiba ibu mendorongku ke samping dan aku pun terlentang di samping ibu tiriku.

"Sekarang girilan ibu Roy..." katanya sambil bangkit dan meraih batang kemaluanku yang tegang mengeras dan ibu tiriku pun mulai dengan aksi menjilati, mengulum, menghisap dan nafsuku bertambah melambung tinggi, untung saja ibu tiriku nggak lama dengan permainan mulutnya dan dia mulai naik diatas perutku dan tangan mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya... slepph..ohh... ibu tiriku mulai mengoyangnya dan membuat batang kemaluanku samakin mengeras berdenyut...

"Buu...aku sudah nggak tahan Bu.." Aku seperti memohon pada ibu tiriku.

"Tahan sebentar Roy sayang... ohhh ibu juga udah mau keluar..ohhh..." dia pun semakin mempercepat goyangannya membuat batang kemaluanku seperti di remas-remas dan di hisap-hisap oleh kemaluan ibu tiriku dan..

"Buuu..ohhh..." Aku sudah nggak tahan lagi menahan nafsuku setelah berdenyut-denyut kencang, beberapa kail kemaluanku menyemburkan pejuhku ke dalam kemaluan ibu tiriku membuat kemaluan ibu tiriku semakin becek dan licin, tanganku meremas pantat montoknya menahan ngilu di kemaluanku, ibu tiriku pun merasakan luar biasa licinya kemaluannya dan goyangannya bertambah kencang dan semakin kencang dan...

"Ooohhhh....ohhhh" tubuh ibu tiriku kembali bergetar mengejang hebat bahkan lebih hebat dari yang pertama dan kedua karena posisi di atas tubuhku sekarang dan aku merasa begitu banyak keluar cairan hangat mengalir di kedua sela-sela pahaku.

Dan akhirnya tubuh ibu tiriku ambruk lemas memelukku, nafas kami pun saling memburu bagaikan lari marathon.

Tak terasa kami berdua tertidur sambil berpelukan, ibu tiriku masih menindihku dan tertidur...

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Themes